SUMSELPOS-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada 23-24 Februari 2021 wilayah Jabodetabek akan diguyur hujan lebat. BMKG meminta mastarakat tetap waspada hingga awal Maret 2021.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di YouTube BMKG, Sabtu (20/2). Dwikorita mengatakan pada 21 Februari Jabodetabek akan diguyur hujan dengan intensitas rendah.
Kemudian pada 22 Februari 2021 diprediksi hujan dengan intensitas ringan masih terjadi di wilayah Jabodetabek. Namun, masyarakat diminta tetap waspada karena BMKG memprediksi cuaca hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi kembali pada 23-24 Februari 2021.
“Hari ini kesimpulannya, hari ini kita masih harus waspada ya, kemudian waspada berikutnya tanggal 23 dan tanggal 24, itu yang perlu kami tekankan,” kata Dwikorita kala itu.
Dwikorita juga memprediksi puncak musim hujan belum berakhir di akhir bulan ini. Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi sampai awal Maret 2021.
“Sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih berada dalam periode puncak musim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi selama periode puncak musim hujan ini, yang diperkirakan masih akan berlangsung sampai akhir Februari, awal Maret 2021,” jelas Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan kondisi cuaca ekstrem ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah karena adanya peningkatan aktivitas awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
“Pertama, pada 18-19 Februari termonitor adanya aktivitas penguatan udara yang cukup signifikan, seruakan udara dari Asia, aktivitas tersebut cukup signifikan mengakibatkan peningkatan aktivitas awan hujan di wilayah Indonesia bagian Barat,” tuturnya.
Kondisi ini juga terjadi karena adanya gangguan atmosfer di zona ekuator. Gangguan aktivitas di zona ekuator ini mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin, ada pembelokan, perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara.
“Kebetulan terjadinya membeloknya itu tepat melewati Jabodetabek. Saat membelok melambat di situlah terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan hujan yang terkondensasi turun sebagai hujan dengan intensitas tinggi,” tutup Dwikorita.(detikcom)