Tren makanan gluten free atau bebas gluten kini semakin banyak digemari oleh generasi muda Indonesia. Bukan hanya karena alasan kesehatan, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup modern yang mengedepankan keseimbangan tubuh dan pola makan bersih.
Awalnya, makanan bebas gluten hanya dikonsumsi oleh penderita penyakit celiac atau mereka yang memiliki alergi terhadap gluten—protein alami yang terdapat dalam gandum, barley, dan rye. Namun seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat, makanan gluten free kini menjelma menjadi pilihan populer di kalangan anak muda yang ingin hidup lebih sehat dan berenergi.
Gluten sendiri adalah zat yang memberikan tekstur kenyal pada roti, pasta, dan kue. Pada sebagian orang, konsumsi gluten dapat menimbulkan reaksi negatif seperti gangguan pencernaan, perut kembung, atau rasa lemas. Meski tidak semua orang memiliki intoleransi gluten, banyak yang mulai mengurangi asupan zat ini untuk menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan kebugaran tubuh.
Menurut ahli gizi Universitas Riau, dr. Andi Setiawan, M.Gizi, mengurangi konsumsi gluten memang dapat memberikan efek positif bagi sebagian orang. Namun, ia menegaskan pentingnya keseimbangan nutrisi dalam setiap pola makan. “Yang paling penting adalah keseimbangan gizi. Jangan hanya fokus menghilangkan gluten, tapi pastikan tubuh tetap mendapat cukup serat, protein, dan vitamin,” ujarnya.
Kini, berbagai kafe dan restoran di Pekanbaru maupun kota besar lainnya mulai menyediakan menu gluten free bagi pelanggannya. Mulai dari banana oat pancake, brownies berbahan tepung almond, hingga mie singkong dan nasi shirataki. Di Jalan Arifin Ahmad, misalnya, Kafe Sehat Rina’s Bowl menjadi salah satu tempat yang konsisten menyajikan menu bebas gluten.
Pemiliknya, Rina Hidayat, mengungkapkan bahwa permintaan terhadap menu gluten free meningkat tajam dalam setahun terakhir. “Banyak pelanggan yang sebenarnya tidak punya alergi gluten, tapi mereka merasa lebih ringan dan bertenaga setelah rutin mengonsumsi makanan bebas gluten,” katanya.
Selain berdampak positif bagi kesehatan, tren ini juga membuka peluang bisnis baru di sektor kuliner lokal. Banyak pelaku UMKM yang mulai berinovasi menggunakan bahan baku lokal seperti tepung singkong, sorgum, atau ubi ungu sebagai alternatif pengganti tepung terigu. Inovasi ini tidak hanya menyehatkan, tetapi juga mendukung petani lokal melalui penggunaan bahan-bahan alami dari dalam negeri.
Meski demikian, para ahli mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada anggapan bahwa diet bebas gluten adalah “diet ajaib” untuk menurunkan berat badan. Pola makan ini tetap harus diimbangi dengan gaya hidup sehat, olahraga teratur, dan konsumsi makanan alami yang beragam agar manfaatnya optimal.
Kini, makanan gluten free telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Dari kafe hingga dapur rumah, kesadaran untuk makan lebih bersih dan alami terus tumbuh. Tren ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya peduli pada penampilan, tetapi juga pada keseimbangan tubuh dan kualitas hidup yang lebih baik.